“AUSAID DAN PERANANNYA DALAM BANTUAN
KE NEGARA BERKEMBANG ”
Disusun Oleh: Dana Sulistyaning Bawono, Nanda Tri Yuniar, Nabila Fauziah, Salsabila
Peran AusAID di Indonesia dalam perspektif teori Fungsionalisme menurut David Mitrany. Menurut David Mitrany fungsionalisme merupakan turunan dari Liberalisme. Fungsionalisme berlandaskan pada upaya memadukan ‘institusi-institusi’ dalam konteks ini yaitu ‘Negara’ dalam suatu bentuk kerja sama yang menekankan pada ranah regional sesuai dengan tujuan atau kepentingan bersama yang ingin dicapai. Para fungsionalis mengutamakan kepentingan bersama dan kebutuhan bersama dalam proses integrasi. Fungsionalisme juga menjadi sebuah pendekatan penting untuk institusi internasional, karena fungsionalisme juga sebagai sebuah ‘working peace system’, jadi dengan adanya pendekatan fungsionalisme secara tidak langsung dalam konteks ini yaitu ‘Negara’ mengharapkan dengan adanya kerja sama dapat menciptakan kedamaian dan kesejahteraan.
Teori fungsionalisme sangat erat kaitannya dengan organisasi kerja sama Internasional. terutama mengenai dilema dari adanya sebuah kerja sama. Dilema yang dimaksud berkaitan dengan kedaulatan dari sebuah negara. Suatu kerja sama secara tidak langsung negara akan menyerahkan sebagian kedaulatannya demi tercapainya tujuan dari suatu negara dalam suatu organisasi transnasional. Fungsionalisme juga erat kaitannya dengan landasan utama dari suatu organisasi yaitu menekankan pada kolektifitas anggota, loyalitas terhadap organisasi, serta transparansi kerja untuk kepentingan bersama. Jadi, intinya fungsionalisme berusaha untuk membuat negara saling bekerja sama dimulai dari hal-hal yang kecil misalnya masalah lingkungan, kesehatan, dan lain sebagainya sehingga negara dapat bekerjasama dengan lebih menekankan pada kepentingan secara kolektif dan dengan begitu dapat diharapkan terciptanya perdamaian dan kesejahteraan.
AusAID (Australian Agency for International Development) adalah organisasi Australia yang bertanggung jawab untuk memberikan bantuan luar negeri non-militer. AusAID adalah badan persemakmuran otonom dalam Menteri Luar Negeri dan lembaga independen berdasarkan Undang-Undang Pengelolaan Keuangan dan Akuntabilitas dan juga bagian dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan untuk keperluan Undang-Undang Pelayanan Publik yang mencakup pertanggungjawaban sumber daya manusia dan non-keuangan. AusAID berbasis di ibukota nasional Canberra dan memiliki perwakilan di 25 misi diplomatik Australia di luar negeri.
Sejarah dan Peranan AusAID.
Australian Agency for International Development (AusAID) adalah lembaga Pemerintah Australia yang bertanggung jawab untuk mengelola program bantuan luar negeri Australia. AusAID adalah Badan Eksekutif dalam urusan luar negeri dan perdagangan dan laporan kepada Menteri Luar Negeri.
Tujuan mendasar dari bantuan Australia adalah untuk membantu orang mengatasi kemiskinan. Ini juga melayani kepentingan nasional Australia dengan mempromosikan stabilitas dan kemakmuran baik di kawasan kita dan seterusnya. Kami memfokuskan upaya kami di daerah di mana Australia dapat membuat perbedaan dan di mana sumber daya kami dapat paling efektif dan efisien digunakan.
AusAID memberikan saran dan dukugan kepada Menteri Luar Negeri tentang kebijakan pembangunan, dan rencana dan mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan kemiskinan dalam kemitraan dengan negara-negara berkembang. AusAID memimpin dan mengoordinasi tanggapan Australia dalam forum pembangunan internasional.
AusAID memiliki komitmen yang kuat untuk mengevaluasi dan meningkatkan program bantuan Australia dan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menerbitkan data pembangunan dan informasi lainnya. Australia berkomitmen untuk membantu pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan. Australia membantu memperkuat kapasitas Indonesia dalam menangani kasus HIV/AIDS melalui program kemitraan dan bantuan tunai senilai 100 juta dolar Australia atau sekitar Rp.800 miliar.
Awal didirikan pada tahun 1974 di bawah pemerintahan Whitlam Labor Army sebagai Australian Development Assistance Agency (ADAA) untuk memenuhi peran yang sebelumnya menjadi tanggung jawab beberapa departemen. Kemudian berganti nama menjadi Australian Development Assistance Bureau (ADAB) dan dibawa dalam Foreign Affairs and Trade pada tahun 1976 di bawah pemerintahan Fraser Liberal dan menjadi Australian Assistance Bureau (AIDAB) Australia di bawah pemerintahan Hawke pada tahun 1987, sebelum diberi nama saat ini oleh pemerintah Keating pada tahun 1995.
Pada tahun 2005 John Howard berkomitmen Australia untuk melipatgandakan bantuan Australia menjadi sekitar $ 4 miliar per tahun pada tahun 2010. Pada saat anggaran 2007-2008, Pemerintah mengumumkan total bantuan sebesar $ 3,2 miliar dan sebuah harapan "untuk terus meningkatkan bantuan pembangunan, menjadi $ 3,5 miliar Pada 2008-2009, $ 3,8 miliar pada 2009-2010 dan $ 4,3 miliar pada 2010-2011. Pada tanggal 18 Desember 2008, Yayasan William J. Clinton merilis daftar semua kontributor. Ini termasuk AusAID, yang memberikan bantuan tunai antara US $ 10-25 juta.
ANALISIS
Bantuan Luar negeri Australia merupakan bagian dari hubungan luar negeri Australia, Khususnya hubungan ekonomi, kebijakan bantuan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkembang di tingkat nasional dan Internasional. Namun Semuanya dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan nasional negara tersebut. Demikian pula dengan kebijakan Australia dalam membantu Indonesia. Selain kepentingan nasional, kebijakan luar negeri suatu negara juga memiliki faktor etika atau moral. Demikian pula dengan bantuan Australia kepada Indonesia merupakan realisasi dari komitmen dan moral Australia sebagai anggota komunitas Internasional untuk ikut memenuhi kebutuhan negara lain, apalagi secara ekonomi Australia mampu melakukannya. Program bantuan Australia untuk Indonesia bertujuan untuk mendukung kepentingan nasional Australia dengan membantu Indonesia mengurangi tingkat kemiskinan mencapai pembangunan yang berkesinambungan.
Salah satu bantuan AusAID di indonesia yaitu AusAID memberi bantuan di Papua yang merupakan suatu bentuk keprihatinan terhadap permasalahan di Papua yang sangat signifikan sekaligus membentuk kerjasama antar regional kawasan di Asia. Melalui bantuan ini Pemerintah Australia berkepentingan untuk mempromosikan stabilitas dan kemakmuran kawasan. Bantuan Australia difokuskan pada kawasan dimana Australia dapat membuat perbedaan dan dimana sumber daya Australia dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin.
Program bantuan Australia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memperbaiki perencanaan dan pemberian layanan serta pendanaan program-program pembangunan. AusAID bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan LSM-LSM dalam merealisasikan program yang dapat mengatasi permasalahan HIV/AIDS ini. Adapun program yang dilaksanakan ini disesuaikan dengan daerah di papua yang memiliki daerah terpencil yang kekurangan akses untuk melakukan peninjauan penderita penyakit HIV/AIDS. Bentuk bantuan yang dilaksanankan seperti memberikan bantuan dana, melakukan sosialisasi, membuat tempat konsultasi penderita HIV, dan pemberian Antiretroviral yang dilakukan secara bertahap agar penanganannya dapat secara menyeluruh.
Kami menggunakan fungsionalisme karena AusAID berusaha untuk membuat negara saling bekerja sama dimulai dari yang kecil misalnya masalah sosial, kesehatan dan lain sebagainya sehingga negara dapat bekerjasama dengan lebih menekankan pada kepentingan secara kolektif dan dengan begitu AusAID dapat memberikan bantuan berupa tunai dan non militer lainya yang diharapkan dapat terciptanya perdamaian dan kesejahteraan di negara berkembang atau penerima bantuan.
KESIMPULAN
fungsionalisme berusaha untuk membuat negara saling bekerja sama dimulai dari hal-hal yang kecil misalnya masalah lingkungan, kesehatan, dan lain sebagainya sehingga negara dapat bekerjasama dengan lebih menekankan pada kepentingan secara kolektif dan dengan begitu dapat diharapkan terciptanya perdamaian dan kesejahteraan.
Tujuan mendasar dari bantuan Australia adalah untuk membantu orang mengatasi kemiskinan. Ini juga melayani kepentingan nasional Australia dengan mempromosikan stabilitas dan kemakmuran baik di kawasan kita dan seterusnya. AusAID memiliki komitmen yang kuat untuk mengevaluasi dan meningkatkan program bantuan Australia dan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menerbitkan data pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
· James A. Caporaso, The European Community and Regional Integration Theory, Department of Political Science University of Washington Seattle, Hal.3
· Manning, Chris & Van Dierman. 2000. Indonesia di tengah transisi:Aspek-aspek sosial Reformasi & Krisis, Yogyakarta :Lkis Yogyakarta.
· Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
· Eftadi “Peranan Bantuan USAID Terhadap Pengembangan Ekowisata( Ekonomi Pariwisata di Balikpapan 2001-2003)” Fakultas Ilmu sosial dan Politik Universitas Mulawarman Samarinda, 2005.
Komentar
Posting Komentar